Informasi dalam Genggaman
Green  

Bunda Kudu Tahu! Kondisi Bayi Memerlukan Susu Formula dan Tanda Dia Cocok Minum Susu Formula

Ilustrasi Foto by user18526052/Freepik

DUNIAQU – Air susu ibu (ASI) tentu sangat bermanfaat bagi bayi. Karena ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi hingga setidaknya ia berusia sampai 2 tahun.

Tapi sayangnya terkadang tidak semua anak yang baru lahir atau balita bisa mengonsumsi ASI tersebut. Dengan alasan tertentu kadang mereka juga memerlukan asupan susu formula. Baik sebagai susu pengganti ASI ataupun hanya sebagai pendamping.

Nah, untuk mengetahui bagaimana kondisi bayi yang memerlukan susu formulai tersebut? Berikut ini penjelasannya.

Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, berikut ini beberapa di antara kondisi bayi yang memerlukan asupan susu formula.

1. Galaktosemia
Penyakit keturunan yang langka ini mengakibatkan bayi tidak dapat mencerna galaktosa, yakni hasil penguraian laktosa yang terdapat dalam susu manusia ataupun hewan. Maka bayi hanya bisa diberi susu tanpa laktosa seperti susu formula.

2. Penyakit urine sirup mapel
Ini juga penyakit genetik yang sangat langka. Bayi yang menderita penyakit ini tak bisa mencerna protein leusin, isoleusin, serta valin dan hanya bisa mengonsumsi susu formula tanpa ketiga jenis protein itu.

3. Fenilketonuria
Penyakit bawaan lahir ini menyebabkan penumpukan asam amino yang disebut fenilalanin dalam tubuh. Bayi yang didiagnosis mengalami fenilketonuria harus mendapat susu formula khusus, kadang bisa juga diselingi dengan ASI selama kadar fenilalanin dipantau secara ketat.

4. Prematur
Bayi yang terlahir prematur atau sebelum minggu ke-37 memerlukan lebih banyak protein, lemak, mineral, dan kalori. Jadi, di samping ASI, bayi ini butuh tambahan nutrisi dari susu formula.

5. Berisiko hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi rendahnya kadar gula darah di bawah normal. Jika bayi sudah mendapat ASI secara rutin tapi kadar gula darahnya tergolong rendah, ia mungkin memerlukan susu formula.

6. Hiperbilirubinemia
Pada bayi dengan kadar bilirubin yang lebih tinggi dari level normal, dokter akan menyarankan penghentian pemberian ASI setidaknya 1-2 hari. Selama masa itu, ASI digantikan susu formula. Jika kadar bilirubin menurun, bayi bisa mendapat ASI lagi.

7. Lainnya
Kondisi lain yang membuat bayi memerlukan susu formula meliputi: ada gejala dehidrasi, berat badan bayi turun lebih dari 10 persen, bayi terpisah dari ibu, dan ada kelainan bawaan yang membuat bayi sulit menyusu langsung.

Itulah 7 kondisi bayi yang memerlukan asupan susu formula yang dapat bisa menjadi alternatif ketika ada hambatan dalam pemberian ASI baik pada bayi maupun ibu. Tapi tunggu dulu Bunda!

Perlu ditekankan pada Bunda bahwa selama tidak ada hambatan atau tidak dalam kondisi seperti yang disebutkan di atas, bayi sebaiknya diberi ASI hingga setidaknya berusia 2 tahun.

Sebab susu formula memiliki efek samping yang bisa merugikan bayi dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

Selain itu Bunda juga harus mengetahui bahwa ada kemungkinan bayi tidak cocok dengan susu formula. Karena itu, orang tua wajib mengetahui ciri bayi yang cocok pada susu formula dengan merek atau jenis tertentu.

Dilansir dari Primaya Hospital, berikut ciri-ciri bayi yang cocok dengan susu formula dengan jenis atau merek tertentu ;

1. Tidak rewel: bayi tidak gelisah dan menangis saat diberi minum susu formula

2.Tenang setelah minum: ini menunjukkan bayi merasa kenyang dan nyaman tanpa gejala alergi atau perut kembung

3. Buang air besar normal: bila setelah minum susu formula bayi justru diare atau sulit buang air besar, itu ciri bayi tidak cocok susu formula

4. Bobot naik: bayi yang cocok minum susu formula cenderung lebih cepat naik berat badannya

5. Tak muncul ruam pada kulit: kemunculan ruam kerap menandakan bayi alergi terhadap susu formula tertentu.

Jika diamati bayi telah cocok dengan susu formula itu, sekarang orang tua juga harus tahu kapan waktu yang tepat untuk memberikan “si dedek bayi” susu formula tersebut.

Pada dasarnya, kebutuhan bayi akan susu formula berbeda-beda. Harus diketahui dulu berat dan tinggi badan bayi untuk menentukan apakah sesuai dengan kurva pertumbuhan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Akan tetapi pada umumnya bayi baru lahir diberi susu formula setiap 2-3 jam sekali dengan takaran 45-90 mililiter. Sedangkan bagi anak usia 2 bulan ke atas, takarannya 120-150 ml dengan frekuensi 3-4 jam sekali.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *